Senin, 27 April 2015

Perjalanan Jono "Gugun Blues Shelter (GBS)" Memutuskan Memilih Islam

Alasan Bassis band Gugun Blues Shelter "Jono" Menjadi Muallaf

Bassist band Gugun Blues Shelter (GBS), Johnathan Amstrong atau biasa disapa Jono memutuskan diri menganut agama Islam tahun 2000 silam.

Jono lahir dari keluarga Kristen yang taat. Ayahnya adalah seorang pendeta. Meski begitu, sang ayah samasekali tidak menghalangi Jono untuk pindah keyakinan. Dan saat Vivalife bertandang ke rumahnya di kawasan Jatiwaringin, Jakarta Timur, Jono bercerita, ketertarikannya untuk memeluk Islam mulai timbul saat ia bertandang ke Aceh.


Pertama kali ke Indonesia, Jono memang langsung menginjakkan kakinya di Tanah Rencong, Aceh. Kisah seorang kawan muslim yang berkebangsaan Perancis yang bercerita soal keindahan alam Aceh, membuatnya tertarik berlabuh di daerah tersebut. Ini menjadi awal kisah Jono terpikat pada Islam.
"Waktu saya harus pulang ke Inggris, saya harus transit di salah satu negara di Asia. Nah saya pilih Indonesia. Kenapa saya pilih Indonesia, ini karena cerita dari teman saya," katanya.

"Dia cerita dan kasih lihat foto, ada tempat di Aceh, namanya Sabang. Di situ, kamu bisa sewa penginapan US$1 per malam. Waktu itu, saya masih berusia 19, dan saya lihat foto Aceh indah sekali, jadi saya bilang saya mau ke sana," ceritanya.

Waktu pertama kali mengunjungi Aceh, ia sempat tinggal selama tiga bulan di sana. Jono berkelana ke berbagai daerah di Aceh, terutama Sabang. Di sana, ia terpana melihat kehidupan Umat Islam.

"Awalnya, saya berpikir soal Islam yang neatif-negatif saja, tapi saat saya menginjkkan kaki di Aceh, Islam terasa beda di sana," ujarnya.

Pria kelahiran Inggris ini, selama hidupnya memang tidak pernah mengenal pelajaran soal Islam. Ia hanya beranggapan, Islam identik dengan jihad, terorisme, bom bunuh diri, hingga poligami. Tapi, ketika berada di Aceh, hal negatif soal Islam yang ada di pikirannya seolah sirna.

"Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, orang-orang Islam di Aceh itu 180 derajat jauh beda dengan yang ada di pikiran saya. Nggak ada itu yang namanya pukul-pukul istri dan lain-lain yang negatif. Orang Islam di sana ramah, kekeluargaannya masih kuat, nggak ada yang negatif-negatif," kisahnya.

Dari situ, Jono mulai tertarik belajar lebih dalam soal Islam. Jono, akhirnya juga tertarik bertanya pada teman muslimnya, seperti apa Islam yang sesungguhnya. "Teman saya bilang, Islam itu sebenarnya nggak jauh beda sama agama saya. Cuma ada tambahan-tambahan sedikit yang menuntun seseorang untuk kembali ke jalan Tuhan," ceritanya.

Jono pun merasa tak kesulitan mempelajari Islam lebih dalam. Setelah perjalanannya mengarungi Aceh usai, ia sempat pulang ke Australia dan kembali rindu pada Aceh. Akhirnya, ia kembali. Kedatangannya yang kedua di Tanah Rencong mempertemukannya pada wanita Aceh bernama Fauziah yang kini menjadi istrinya. Ketika itu, Jono memutuskan untuk menjadikan Fauziah sebagai kekasihnya. Fauziah juga berusaha membantu Jono belajar mengenal Islam lebih dekat. Sebagai kekasih, Fauziah lekas bertanya pada Jono, apakah ia, benar-benar tertarik memeluk agama Islam, Jono pun menyatakan yakin, ingin berpindah menjadi seorang muslim.

Karena yakin dengan keputusannya, ia lantas pulang ke negara asalnya, Inggris, meminta izin pada orangtuanya, untuk memeluk Islam. Ia merasa bersyukur, izinnya disambut baik sang ayah. Meski sempat sang ayah mempelajari dan mencari tahu soal Islam lebih jauh, tapi akhirnya, kata setuju terucap.

"Saya bilang sama bapak saya, saya mau masuk Islam. Terus dia bilang, bagus itu, nggak apa-apa. Karena bapak saya sudah belajar juga, dia punya Al Quran dalam bahasa Inggris, jadi dia tahu bagaimana Islam."

Kata Jono, orangtuanya sama sekali tak menentang. Mereka justru merasa bahagia, anaknya menemukan keyakinan yang sesuai dengan hati nuraninya. Apalagi, saat remaja Jono bukan anak yang baik. Hidupnya pernah kelam, suka main perempuan, minum-minuman beralkohol hingga menjadi pengguna narkotika.

"Waktu masuk Islam, prosesnya nggak lama. Waktu itu saya konsultasi sama Ketua MUI di Aceh namanya Yusni Sabi, saya konsultasi sama dia, dan kata dia, 'oke, dua hari lagi kita bikin acara kecil di Masjid Raya Aceh Baitturahman', dan saya di Islamkan di tempat itu," ceritanya.

Saat mengucap dua kalimat syahadat, ada beberapa orang yang menjadi saksinya, termasuk keluarga Fauziah. Dan tepat di bulan Oktober tahun 2000 akhirnya ia resmi menjadi seorang mualaf.

"Waktu itu saya belum menikah dengan Fauziah. Dan saya sempat pulang ke Inggris, kembali lagi ke Aceh, bulan Desember saya menikah," katanya.

Puasa adalah ajaran Islam paling sulit dijalaninya

Menjadi mualaf, tak lantas membuat Jono menjadi muslim yang taat. Ia masih terus belajar memperdalam keyakinannya pada Islam. Fauziah, katanya sebagai istri yang sabar menuntunnya belajar. Mulai dari salat, mengaji hingga memberi contoh yang baik termasuk saat menjalankan ibadah puasa dengan baik.

Baginya, berpuasa mengajarkannya banyak hal. Bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi juga menahan emosi dan amarah. Sulit bagi Jono menjalani kewajiban umat muslim satu ini. Bahkan, tak jarang, puasanya batal karena tak bisa menahan haus.

"Saya masih terus berusaha memperdalam keislaman saya. Sejauh ini, puasa saya juga masih banyak yang bolong, tapi bersyukur, istri saya selalu sabar menuntun," katanya.

Cobaan juga mampir padanya

Menjadi keluarga yang menganut ajaran Islam, cobaan juga sempat mampir padanya. "Waktu itu , kalau tidak salah pas saya punya anak kedua, Tobi, itu cobaan berat sekali. Keluarga Fauziah kena tsunami, dan saya waktu itu belum punya pekerjaan tetap. Keluarga Fauziah banyak yang hilang, dan akhirnya kami sempat pulang ke Inggris," kisahnya.

Setelah cobaan bertubi-tubi menghampirinya, tahun 2004, Jono mulai merasakan nikmat berkah sang Maha Kuasa. Di tahun itu, Jono diajak bergabung, masuk dalam grup band Gugun Blues Shelter hingga akhirnya nama band itu populer. Jono mulai full bekerja di musik, dan mulai mendapatkan tawaran job dari berbagai stasiun televisi.

gugun blues shelter gbs band

"Waktu itu, saya ngisi acara Belajar Indonesia di Trans TV, jadi host dan tampil 8 episode. Setelah itu, tampil di Dahsyat dan jadwal manggung Gugun Blues Shelter makin padat. Pokoknya rezeki ada terus setelah cobaan itu, " katanya.

Tahun lalu, Jono juga mulai mengisi acara sahur di RCTI. Setelah kontraknya habis, ia ditawari untuk tampil di acara Canda Bule dan tahun ini, Jono kembali memeriahkan acara sahur di 'Waktunya Kita Sahur' yang tayang di Trans TV.

"Selama saya masuk Islam, saya banyak dapat berkah. Rezeki mengalir, apalagi sekarang saya mengisi acara sahur, saya bisa menghibur banyak orang di bulan puasa."

"Meskipun saya bukan orang Indonesia, tapi mereka merasa senang bisa terhibur. Dan saya juga senang bisa menghibur mereka. Ini merupakan berkah buat saya," tegasnya.

Sejarah "MOCCA"

     


   BANDUNG – Nama grup musik Mocca asal bumi parahyangan Bandung ini memang belum setenar grup musik Slank atau Gigi. Namun, tidak berarti grup musik ini kalah hebatnya BANDUNG – Nama grup musik Mocca asal bumi parahyangan Bandung ini memang belum setenar grup musik Slank atau Gigi. Namun, tidak berarti grup musik ini kalah hebatnya dengan kedua kelompok musik tersebut. Yang membedakan barangkali hanyalah jam terbang. Slank dan Gigi lebih awal muncul sementara Mocca baru lahir sekitar bulan Juli 2001.dengan kedua kelompok musik tersebut. Yang membedakan barangkali hanyalah jam terbang. Slank dan Gigi lebih awal muncul sementara Mocca baru lahir sekitar bulan Juli 2001.
Walaupun masih terbilang baru, kiprah Mocca dalam dunia musik tanah air sudah harus diperhitungkan. Itu karena Mocca merupakan satu kesatuan, dari alat musik hingga lagu yang mereka ciptakan sendiri. Mereka memang telah berkomitmen bahwa sebuah karya musik bisa dikatakan lengkap bila corak dan warna musik tersebut tidak menjiplak musik orang lain. Buah karya sendiri jauh lebih baik dan bisa menegaskan kekhasan serta eksistensi kelompok ini.
”Kami berangkat dari hobi, kemudian hobi tersebut kami kembangkan. Masing-masing mengambil bagian yang sesuai dengan talenta yang dimiliki. Kesempatan untuk unjuk diri datang di malam inagurasi mahasiswa baru, 8 November 2001, sekaligus sebagai malam pertama kami manggung,” jelas Jenny, PR Mocca Band, kepada SH pekan lalu di markasnya Jl. Setia Budi Bandung.


Indie Label
Kemunculan Mocca tidak lepas dari perjuangan Riko Prayitno (gitar) dan Arina Ephipania (vokal dan flute). Permainan musik keduanya membuat kaget sesama rekan mahasiswa sekampus. Sebab, hanya dengan dua personel yang dirajut dua alat musik, yaitu gitar dan flute, mereka bisa membuat rekan-rekannya terpesona.
Satu per satu lagu mereka bawakan dalam setiap kesempatan dan akhirnya mendorong rekan-rekannya untuk mengikuti jejaknya. Namun, barangkali karena kurang sesuai dengan napas anak muda, penikmat karya pasangan ini memudar, meski keduanya sempat menciptakan lagu berjudul ”My Diary”.
Di tengah lesunya denyut peminat Mocca, dua anak muda ini tetap terus berjuang dengan mencipta lagu demi lagu, masih dalam format akuistik yang terdiri dari ramuan gitar, vokal dan flute. Akhinya pada tahun 1999, Riko dan Arina menggandeng Achmad Pratama (bas), Indra Massad (dram) untuk mendukungnya demi terwujudnya sebuah format band.
Mengapa mesti pilih nama ”Mocca”? Kata Jenny, yang menyitir alasan Riko adalah hanya ingin mudah atau gampang diingat dan dikenal oleh siapa pun.
”Mocca, sangat singkat, mudah diingat dan dapat dilafalkan dalam bahas Inggris maupun Indonesia. Yang perlu digarisbawahi, kendati tahun 1999 itu, Mocca sudah muncul dengan dua personel (Rico dan Arina), tetapi secara formalnya nama Mocca itu mulai diperkenalkan pada tahun 2001,” kata Jenny.
Masih terbayang pada bulan Juli 2001 dalam acara flower pop, kala itu mereka belum memiliki album sendiri, baru sebatas ikut album kompilasi. ”Namun, justru itulah kenangan yang paling berkesan. Dalam perasaan kami, itu benar-benar sebuah konser besar sebab merupakan perpaduan antara panggung, akustik dan penonton yang sangat apresiatif,” lanjut Jenny.
Keunikan yang juga melekat pada Mocca sejak kelahirannya adalah lagu-lagu berlirik bahasa Inggris. Ada catatan kecil tentang obsesi Mocca yang tak ingin besar hanya di kandang sendiri, melainkan bisa go international. Itulah alasan mengapa Mocca tetap bertahan dengan mengutamakan ”lirik prosodi” yaitu penyesuaian antara lirik dan nada yang dimainkan.
Kualitas bermusik yang dimiliki Mocca tak membuat kelompok ini berangan-angan untuk bernaung di salah satu label rekaman besar. Untuk mewujudkan idealisme, mereka memilih untuk merekam lagu-lagu pada indie label. Namun, kebetulan sekali, Fast Forward Record yang menaungi Mocca memiliki akses untuk merilis album Mocca di Prancis. Sebab, selama ini, Fast Forward Record juga memasarkan album-album indie dari Swedia dan Prancis. Kerja sama yang berimbal balik ini membuka peluang Mocca untuk mewujudkan obsesi mereka untuk go international.

Buku Harian
Dalam album ”My Diary”—diambil dari lagu yang menjadi unggulan, terangkum 13 lagu yang seluruhnya diciptakan para personel Mocca. Layaknya sebuah buku harian, album ini bercerita tentang kehidupan cinta sehari-hari. Tokohnya seorang gadis yang memiliki seorang pengagum rahasia. Awalnya, sang gadis tidak membalas cinta sang pengagum. Namun, lama-kelamaan cinta tersebut tumbuh pula di hatinya. Hanya saja, sang pria yang didambanya menjadi kekasih itu malah bersikap angin-anginan.
Maka, mereka mengalunkan lagu-lagu berjudul ”Once upon a time”, ”Secret Admirer”, ”Twist Me Around”, ”What If”, Me & My Boyfriend”, ”Telephone”, ”Dream”, ”When the Moonlight Shines”, ”And Rain will Fall”, ”Life Keeps on Turning”, ”What If” (versi akustik), ”Me & My Boyfriend” (versi akustik), dan ”Goodnight Song”.
Waktulah yang akhirnya mengantarkan Mocca terus beranjak dewasa. Kedewasaan mereka diuji oleh makin banyaknya peluang untuk pentas di dalam dan luar kota Bandung. Dalam waktu dekat, Mocca akan mengawali tournya ke kota-kota besar di Indonesia, dimulai dari Jakarta. Selamat menikmati rasa ”Mocca” yang enak.

10 Lagu yang Didengarkan Kala Hujan

Sekarang itu udah nggak jaman lagi pas hujan cuman ngelamun sambil inget mantan terus nangis, banyak hal yang bisa dilakukan, misalnya menikmati hujan ditemenin teh hangat sambil mendengarkan lagu-lagu yang disuka, walaupun ujung-ujungnya setelah dengerin lagu itu jadi inget mantan dan nangis juga hehe..
Beberapa waktu lalu saya diajak oleh teman untuk membuat daftar lagu yang biasanya didengarkan saat hujan, kemudian akan di publish  pada saat hujan paling romantis turun. Pertengahan bulan desember. Saya menyanggupi untuk membuat list ini bukan karena merasa mempunyai pengetahuan tentang musik lebih tinggi dibandingkan dengan para penonton dahsyat dan inbox yang tiap hari lalala yeyeye lho. Daftar lagu ini dibuat berdasarkan selera pribadi, kesukaan dan penuh dengan pendapat-pendapat dari sudut pandang saya sendiri.
Oke, ini dia #10LaguYangDidengarkanKalaHujan. Cekidot!

  1. Desember
    Saya benar-benar tidak ragu memilih lagu ini untuk berada di barisan teratas list lagu yang didengarkan saat hujan.  Lagu yang dinyanyikan oleh Cholil Mahmud ini benar bisa menyihir pendengarnya untuk tenggelam dalam keromantisan setiap rintik hujan. Petikan gitarnya yang sederhana, sedikit dentuman bass, ketukan drum yang seadanya namun tetap membawa lirik yang puitis masih menjadi ciri khas lagu efek rumah kaca, begitu pun dengan desember. Desember adalah lagu efek rumah kaca yang pertama kali saya dengarkan, dan saya langsung jatuh cinta. Entah kenapa kalo denger lagu ini suka bayangin cholil lagi merem melek nyanyi sambil menghayati lagu ini. Ini lagu syahdu yang pasti. :D
               Aku selalu suka sehabis, hujan di bulan desember
               Di bulan desember
  2. Mesin Penenun Hujan
    Nama aslinya kalau nggak salah Lani. Biasanya gadis belia berambut ikal ini kalo nyanyi cuman ditemenin piano, kecuali dalam lagu sepasang kekasih yang pertama bercinta diluar angkasa, frau duet sama Ugoran Prasad, vokalis Melancholic Bitch. Pantas saja, dalam mini albumnya yang berjudul Sralit Crousel (saya punya lho albumnya, dan asli. hehe) semua lagunya dimainkan hanya diiringi piano. Nada-nada yang naik turun, dan tempo yang tidak stabil merupakan ciri khas dari permainan piano musisi indie asal jogja ini.
    Mesin Penenun Hujan jadi favorit saya. Lagu ini lebih kurang berceritakan tentang keadaan-keadaan yang bertentangan dengan apa yang kita harapkan. Permainan piano frau yang mengalun indah dan didukung dengan suara khas frau yang merdu adalah perpaduan yang sangat pas untuk didengarkan saat hujan.
    Frau pernah tergabung dalam band semi instrumental bernama Southern Beach Terror, namun untuk yang satu ini saya tidak merekomendasikannya untuk didengarkan saat hujan.
    image

  3. Ada Musik di Dalam
    Saya kurang begitu yakin sebenernya siapa yang benar-benar vokalis sore ini. Hampir setiap personilnya mempunyai kemampuan bernyanyi yang oke, setiap lagu yang mereka nyanyikan vokalisnya beda-beda. Dalam setiap lagunya sore selalu menampilkan sebuah musik yang berbeda namun tetap mempunyai karakter “sore” itu sendiri, kadang membawakan lagu yang sendu dengan musik yang menyayat-nyayat hati, terkadang membawakan lagu dengan tempo yang cepat. 
    Keseluruhan lagu di album centralismo dan Port of Lima menurut saya sangat recomended untuk didengarkan kala hujan. Namun saya menjatuhkan hati untuk memilih lagu “Ada Musik Di Dalam” kedalam playlist #10LaguYangDidengarkanKalaHujan, karena dalam lagu tersebut suara vokalis lebih mirip orang yang sedang kumur-kumur daripada bernyanyi, yang jelas terdengar hanya saat si vokalisnya bilang “nasi uduk” di akhir lagu.

    image

  4. Blue Sky Collapse
    Menurut saya, Adhitia Sofyan merupakan jenis musik yang renyah dan mudah dicerna. Hampir semua lagu didominasi oleh suaranya yang santai dan petikan gitarnya yang lembut. Adhitia Sofyan-nya sendiri dalam laman myspace-nya lebih suka menyebut musik yang dia bawakan sebagai bedroom music, karena memang semua lagunya diciptakan dan dinyanyikan oleh dia sendiri (kok jadi kaya Ebith G Ade yaa..) kemudian direkam di kamarnya sendiri dengan peralatan recording yang dia punya sendiri, makanya Adhita Sofyan suka meng-upload lagu-lagunya baik yang masih berupa single ataupun yang masuk dalam album.
    Beberapa bulan kemarin Adhitia Sofyan baru saja merilis album kedua yang bertajuk “How To Stop Time” secara online dan free download. Namun saya tetap memilih lagu Blue Sky Collapse dari album “Quiet Down” untuk lagu yang dimasukan kedalam playlist ini. Lagu ini berkisahkan tentang seseorang yang ternyata belum mampu melupakan seseorang yang berarti buat hidupnya. Ini lagu yang hih banget.
           Still everyday I think about you
           I know for a fact that’s not your problem
           But if you change your mind you’ll find me hanging out to the place
           With a big blue sky collapse
  5. When You Love Someone
    Siapa yang menolak untuk mendengarkan lagu When You Love Someone-nya Endah n Rhesa di sore hari dengan rintik hujan yang turun? Terlepas dari lagu ini yang dijadikan backsound yang saya gunakan saat menyatakan perasaan kepada mantan saya beberapa tahun lalu, lagu ini memang sangat layak didengarkan saat hujan turun. Petikan gitar dan suara endah yang khas mampu membangkitkan suara romantis. When you love someone berceritakan tentang seseorang yang berusaha untuk memantapkan hatinya dan mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaan kepada seseorang. Untuk lagu ini saya ngga’ mau berkomentar terlalu banyak. Titik.
     image
  6. Teman Hidup
    Begitu banyak penyanyi jazz di Indonesia yang terkenal, ada Tompi, Glenn Fredly, Indra Lesmana, Barry Likumahuwa, Matias Muchus -,- tapi entah kenapa saya memilih orang ini yang saya masukan lagunya kedalam list lagu yang didengarkan saat hujan. Nama aslinya Muhammad Tulus (kalo ngga’ salah). Saya pertama kali tau penyanyi ini dari seorang teman yang bilang kalo ada penyanyi yang suaranya lebih mantep dari Tompi. Saya kurang begitu mengerti tentang suara yang bagus itu seperti apa, yang pasti suara Tulus enak didengar,  swing swing jazzy gitu. Tulus menelurkan album pertamanya pada tahun 2011 dengan judul album sama “Tulus” yang terdiri dari 10 lagu. Saya memilih lagu Teman Hidup untuk dimasukan kedalam daftar lagu yang didengarkan saat hujan.Selain karena lagunya bagus, teman hidup juga punya lirik yang romantis. Saya ada renana untuk menjadikan lagu ini sebagai backsound ketika menyatakan perasaan kepada seseorang, menggantikan When You Love Someone-nya Endah n’ Rhesa hehe
               Bila didepan nanti banyak cobaan untuk kisah cinta kita
               Jangan cepat menyerah, kau punya aku, ku punya kamu
               Selamanya akan begitu…
    Saya pernah nonton pensi yang diadakan anak SMA dengan bintang tamu yang diundang Tulus. Saya benci banget waku itu, bukan cemburu karena tiap anak perempuan yang lihat Tulus nyanyi teriak histeris, tapi pas Tulus nyanyi Teman Hidup, kebetulan malam minggu dan hujan juga diluar, setiap pengunjung yang datang bersama pacarnya semuanya rangkul-rangkulan. Nyesek boy.

  7. Resah
    Parararara Parararara Parararara Pararara~
    pada bagian intro tiba-tiba ada seonggok lelaki dengan suara parau yang bernyanyi seperti itu, selintas saya membayangkan orang yang sedang sakit hati, mabuk, jalan sempoyongan sambil bawa botol bir. Ini sebenarnya lagu apaa..
    Kekagetan saya tambah menjadi-jadi ketika melihat music video nya di youtube, aaah gilaa ini dulunya penyanyi reage yaa. Tampilannya yang… mmm gitu lah, rambutnya yang agak gimbal-gimbal kusut benar-benar tidak mencerminkan kalo dia adalah sang penyanyi yang biasa menyanyikan lagu-lagu romantis itu. Sulit untuk mengakuinya tapi Is ini, sang vokalis, memang pria romantis yang jago bikin lirik yang puitis, manis, dan dalem. Dengan berat saya harus mengakui kalo Is adalah pria yang lebih romantis dibandingkan dengan Marli Haza, teman kuliah saya, yang waktu tingkat satu dijuluki The Romantic Boy.
    Untuk lagu yang dimasukan kedalam list lagu yang didengarkan saat hujan saya memilih lagu Resah. Ini favorit saya memang.
               Aku ingin berjalan bersamamu
               Dalam hujan dan malam gelap
               Tapi aku tak bisa, melihat matamu
  8. I Wan Tell You
    Pas hujan sih menurut saya tidak harus selalu mendengarkan lagu yang menyenye dan mendayu-dayu, kadang harus diselipkan lagu yang ceria tapi tetap enak didengarkan pada saat hujan, maka dari itu saya masukan lagu dari funny little dream ini.
    Funny Little Dream merupakan duo pop indie dari Jakarta yang beranggotakan Pepi dan Ganesha.  Menurut halaman blognya Funny Little Dream sempat merilis EP (mini album) lewat label indie pop asal Amerika Serikat, dan ikutan album kompilasi besutan label indie Jerman pada 2008 lalu.
    Well, lagu I Want Tell You sangat berceritakan tentang kisah cinta anak SMA, dimana si cowok jatuh cinta kepada si cewek, sedangkan yang diinginkan si cewek hanya agar si cowok menjauh. Lirik-lirik yang sederhana yang menceritakan tentang melankolia percintaan remaja masih mendominasi keseluruhan lagu di album Funny Little Dream. Kalo denger ini suka nyengir-nyengir sendiri inget masa-masa pacaran jaman SMA. Sangat dianjurkan untuk didengarkan saat hujan :D

    image

  9. Kisah dari Selatan Jakarta
    Lagu ini dibuat oleh Narpati Awangga atau lebih kenal dengan Oomleo, vokalis Goodnight Electric. Lagu ini saya dengar pertama kali pas minggu-minggu sebelum diwisuda, sekitar Oktober 2011, makanya setiap kali saya dengarkan lagu ini selalu inget kampus bintaro tercinta. Oiya, saat wisuda, saya dihadiahi CD album Vakansi-nya White Shoes And The Couples Company oleh mantan saya. Lagu ini yang paling sering saya dengarkan. Lagunya yang sendu enak didengarkan saat hujan, jadi inget masa-masa kuliah dulu.
    Tidak hanya menciptakan lagu, Oomleo juga ikut bernyanyi bersama WSATCC dalam lagu ini. Justru suara rendah oomleo pada bagian ”Jika ada yang bertanya, oh ini kisah tentang apa…” menjadi part terbaik dalam lagu ini, menurut saya.
               Ijinkan hamba menutur sebuah cerita
               Yang terpenggal di Selatan Jakarta
               Bukan gegap gempita, serta baik buruk sarana
               Tiada angan hampa penuh peluh ataupun nestapa
  10. You
    Menurut saya, You adalah salah satu dari beberapa lagu Mocca yang enak banget didengerin bersama pacar. Lagu yang diambil dari album Colours ini mempunyai nadanya yang lembut dan liriknya yang romantis bener-bener pas untuk didengarkan saat hujan bersama pacar.
               It’s you yes it’s you that I adore
               It’s you who makes my life colourfull
    Meskipun sekarang gak bisa dengerin lagu ini berdua sama pacar, dengerin lagu ini sendirian sambil ditemenin teh hangat sama sekali tidak mengurangi keindahannya kok. #eaaa Forever Alone.


    #Additional Songs:
  11. Patrick Watson - Noisy Sunday
  12. The XX - VCR
  13. Twin Sister - Lady Daydream
  14. Gregory and The Hawk - Boats and Birds
Oke that’s all
Sekali lagi, semua lagu yang masuk dalam list  ini secara keseluruhan didasarkan selera penulis, kenapa lagu ini dan lagu itu nggak masuk? Bukan sesuatu yang harus diperdebatkan, Anda bikin saja list-nya sendiri.Menurut saya musik itu seperti buah, ga’ perlu alasan untuk suka. It just about like and dislike

Band Rock Pertama Dunia


Dalam dunia musik sebenarnya Indonesia memiliki salah satu band rock legendaris yang cukup mendunia, bahkan bisa dibilang band tersebut adalah band rock tertua di dunia.


Namun jika orang Indonesia ditanya, siapa sebenarnya band rock atau penyanyi rock tertua di dunia? Pasti kebanyakan dari mereka yang ditanya akan menjawab band-band yang berasal dari luar negeri, seperti The Beatles, The Rolling Stones, atau para penyanyi-penyanyi seperti Elvis Presley, Bill Haley, Fats Domino dan lain-lain.Namun siapa sangka sebenarnya band rock tertua di dunia ternyata berasal dari Indonesia, yaitu The Tielman Brothers.

The Tielmans Brother memang berasal dari Indonesia, tentunya kita harus berbangga hati sebagai orang Indonesia, karena bisa dibilang pelopor musik rock ternyata berasal dari orang indonesia. The Tielman Brother sendiri, terbentuk dari 4 anak mauda yang berasal dari daerah Maluku. Awalnya band ini bernama The Timor Rhytm Brothers dan kemudian berubah nama menjadi The Four Tielman Brothers, yang berpesonilkan empat Tielman bersaudara, yaitu Andy Tielman (gitar, vokal), Reggy Tielman (rhytm gitar, vokal), Phonton Tielman (double bass, vokal) serta Loulou Tielman (drum, vokal).

Bakat musik mereka memang diturunkan dari sang ayah yang sering bermain musik, dan perjalanan karir dari The Tielman Brothers sendiri terbilang cukup mulus, karena kedua orang tua mereka Herman Tielman dan Flora Lorine Hess tidak hanya mendukung, namun juga bertindak sebagai manajer dari The Tielman Brothers.

Karir The Tielman Brother sendiri bermula ketika mereka mulai tampil bersama dengan membawakan lagu dan juga tarian daerah di Surabaya tahun 1945. Mereka tampil dalam sebuah pesta yang membuat kagum teman-teman dari ayah mereka karena dapat memainkan lagu yang cukup sulit seperti Tiger Rag dan 12th Street Rag. Dari situlah kemudian mereka mendapatkan banyak tawaran untuk mengisi beberapa acara di daerah lainnya. Bahkan The Tielman Brothers pernah tampil di hadapan Presiden Soekarno di Istana Negara Jakarta.

Langkah The Tielman Brothers semakin mulus ketika mereka mulai hijrah ke Breda, Belanda. Disana mereka mulai masuk dapur rekaman, dan The Tielman Brothers mulai menjelajah musik rock di luar negeri hingga bisa dibilang mereka memberikan pengaruh yang cukup dahsyat di belantika musik rock dunia pada saat itu.

Saat itu penampilan The Tielman Brothers memukau publik Belanda khususnya dan Eropa pada umumnya. Dapat dikatakan atraksi panggung yang liar dan atraktif seperti bermain gitar dan juga double bass sambil berlari, melompat dan berguling pertama kali dilakukan oleh The Tielman Brothers, tidak lupa juga tentunya atraksi demo drum solo.

Publik Belanda menyebut musik yang dibawakan oleh The Tielman Brothers adalah ‘Indo-Rock’. Ciri khas dari Indo-Rock sendiri yaitu, dominasi gitar, instrumen yang diperkenalkan oleh orang portugis saat datang ke Hindia-Belanda. Permainan gitar ala Portugis yang akhirnya dikenal sebagai musik keroncong ini oleh The Tielman Brothers dipadukan dengan musik Hawaii, Country, dan juga Rock ‘N Roll. Mereka mendengar musik tersebut dari radio-radio Amerika Serikat yang dipancarluaskan dari Filipina dan Australia.

The Tielman Brothers memiliki fakta-fakta yang mengejutkan, seperti jauh sebelum banyak orang terpana dengan permainan gitar cukup gila yang dimiliki oleh Jimi Hendrix di tahun 1967, salah satu personil The Tielman Brothers, Andy Tielman, sang frontman dari band tersebut telah memulai teknik tersebut di tahun 1956 atau 11 tahun sebelum Jimi Hendrix bereksperimen dengan gitarnya. Teknik dan gaya gitar milik Andy sangat memukau, seperti gitar yang dipetik menggunakan kaki dan gigi dilakukannya jauh sebelum Jimi Hendrix melakukannya.

Katanya, Paul McCartney, salah satu pentolan The Beatles juga mengagumi band ini dan juga terinspirasi oleh The Tielman Brothers sebelum The Beatles terkenal di awal tahun 1960-an. Jauh sebelum The Beatles muncul, The Tielman Brothers telah membawakan lagu-lagu rock ‘n roll. Saat The Beatles pertama kali manggung di Jerman, mereka sempat melihat penampilan The Tielman Brothers yang perform menggunakan Hofner Violin Bass. Dari situ Paul pertama kali melihat bass Violin Hofner.

Pada tahun 1958, The Tielman Brothers memiliki tiga buah album yang menjadi hits di seluruh dunia, dan mereka pun memiliki Gibson Les Paul keluaran pertama yang baru di impor ke Belanda pada saat itu.

Dibalik kesuksesan The Tielman Brothers, mereka juga sempat mengalami bongkar pasang personil. Bagi mereka hal tersebut bukan masalah yang dapat membuat The Tielman Brothers berhenti di tengah jalam. Namun dari kejadian tersebut, mereka bisa membuat prestasi lebih baik lagi, dimana mereka bisa tetap eksis dengan tampil di beberapa negara Eropa lainnya, seperti Belgia dan Jerman.

Dan sayangnya, di tahun 1976 The Tielman Brothers dikabarkan bubar, Bisa dikatakan penyebab mereka bubar karena permainan musik mereka terkesan monoton dan tidak ada perkembangan. Mereka bermain musik dalam tataran itu-itu saja, dari situlah akhirnya publik menjadi bosan. Namun nama The Tielman Brothers masih bisa hidup di hati para penggemarnya. Hingga saat ini juga masih banyak karya mereka yang bisa kita dengar dan masih digemari oleh banyak orang di luar negeri, terutama di Belanda.

Saat Andy Tielman masih eksis, dia masih bermain musik dan tinggal di Belanda. Di usia yang cukup senja Andy Tielman lebih banyak rekaman untuk lagu-lagu rohani dan sesekali tampil dengan gitarnya. Hingga di tahun 2011, Pentolan The Tielman Brothers, Andy Tielman menghembuskan nafas terakhirnya di usia 75 tahun.

HIngga kini nama The Tielman Brothers masih bisa kita dengar dan juga kita lihat, karena memang bisa dikatakan Indo-Rock yang muncul karena kepopuleran mereka merupakan pelopor dari lahirnya musik Rock ‘N Roll. Semoga saja musisi Indonesia, bisa membawa nama Indonesia ke kancah dunia, dan manjadi idola publik dunia, seperti The Tielman Brothers.

10 Alasan Sheila on 7 Tetap Jadi Band Terbaik Sepanjang Masa di Indonesia



Sheila on 7 adalah band yang bisa dibilang sebagai “band kita” bagi generasi yang lahir di tahun ’90-an. Bagaimana tidak, berdiri pada Mei 1996 sudah 18 tahun grup ini menemani naik-turunnya perjalanan kita-kita ini sebagai anak muda. Lagu mereka lah yang jadi lagu andalan setiap ada pensi di sekolah, lagu mereka pula yang kita senandungkan di momen jatuh cinta, patah hati, sampai susah move-on.

Industri musik boleh kedatangan banyak pemusik baru yang lebih segar pun tampan. Tapi bagi beberapa orang, posisi Sheila on 7 tetap tak tergantikan. Kamu belum percaya bahwa Sheila on 7 adalah band terbaik sepanjang masa yang pernah muncul di Indonesia? Check this out! 


1. Sheila on 7 Adalah Bukti Hidup Bahwa Wong Ndeso yang Tidak Ganteng dan Tidak Keren Juga Bisa Sukses

Di album pertama yang keluar tahun 1999, Sheila on 7 seakan jadi antitesis definisi keren pada masanya. Mereka tidak rock and roll seperti Slank. Tidak pula “lakik” dan “macho” seperti Dewa dan Padi. Bukannya tampil seperti anak band kebanyakan dengan sapaan “lu-gue” — Eros, Duta, Sakti, Adam, dan Anton malah muncul ke hadapan publik dengan muka ndeso dan logat medhok khas Jawa.

Sheila on 7 memang tidak pernah mengkhianati jati diri mereka. Dari awal kemunculan hingga 18 tahun berkarir di industri musik, mereka tetaplah anak muda Jogja yang lugu dan tidak neko-neko. Rambut tetap hitam, pakaian manggung juga tetap santai dengan kaus dan jeans. Sesekali Eros menggunakan blazer, atau Duta menambahkan aksesori topi sebagai pemanis penampilan di atas panggung. Tapi tak pernah lebih.

Kenapa Sheila on 7 keren? Karena mereka menunjukkan bahwa pada akhirnya, karya-lah yang berbicara. Selama kamu bisa menghasilkan karya berkualitas, pasar akan memperhitungkan keberadaanmu. Duta dkk adalah simbol perjuangan anak-anak muda dengan penampilan sekedarnya yang berkeinginan mendobrak dunia dengan karya mereka.

2. Lewat Tangan Dingin Mereka, Kata Sesederhana “Dan” dan “Kita” Bisa Berubah Jadi Kaya Makna

Album pertama Sheila on 7 memang segahar preman. Di album yang bertajuk Sheila on 7 itu setidaknya ada 2 hits yang dicetak oleh band yang jadi tonggak kebangkitan penjualan album fisik di tanah air. Dua hits tersebut uniknya, hanya mengandung satu kata dalam judulnya: “Dan” dan “Kita.”

Ketika band-band sejawat lain sibuk menciptakan lagu dengan judul puitis nan mendayu, Sheila on 7 datang dengan gagah berani menawarkan kesederhanaan yang tetap berkualitas. Tengok saja bagaimana lagu “Dan” sebenarnya memiliki makna yang dalam tentang kerelaan seorang kekasih melepas pujaan hati demi kebahagiaannya:

“….Dan bukan maksudku, bukan inginku, melukaimu sadarkah kau disini ku pun terluka? Melupakanmu, menafikanmu — maafkan aku.
Lupakanlah saja diriku. Bila itu bisa membuatmu. Kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala.
Caci maki saja diriku. Bila itu bisa membuatmu. Kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala.”


Dari kata penghubung yang sederhana, Sheila on 7 bisa menyulapnya jadi kaya makna! Bandingkan dengan band zaman sekarang yang perlu menyisipkan berbagai kata kekinian agar lagu mereka laku di pasaran.

3. Dari Lirik Sederhana yang Mereka Gubah, Kita-Kita yang Dulu Masih Ingusan Bisa Membayangkan Bagaimana Rasanya Jatuh Cinta

Kamu yang sekarang berumur 20-an berarti mendengarkan Sheila on 7 pertama kali saat berumur 7 atau 8 tahun. Umur yang masih sangat muda untuk mengenal cinta. Tapi lewat lagu-lagu Sheila on 7 lah kita pertama kali dikenalkan pada urusan tetek bengek perasaan. Dan anehnya, walau belum pernah merasakan secara langsung bagaimana jungkir-baliknya dunia karena cinta, Sheila on 7 mampu membuat kita turut merasakan gereget perasaan serupa.

Sheila on 7 memang sebuah grup band dengan kemampuan bertutur yang sangat baik. Lirik mereka selalu kuat dan magis. Saya masih ingat bagaimana saya yang masih berumur 12 tahun dan bahkan belum merasakan pengalaman cinta pertama bisa terharu mendengarkan lagu “Hingga Ujung Waktu.” Atau ikut tertawa-tawa bahagia saat mendengar lagu “Saat Aku Lanjut Usia.”

Tidak semua grup musik masa kini punya kemampuan bertutur sebaik So7. Bahkan, bisa dibilang sudah tidak ada pencipta lirik yang menghanyutkan macam mereka.
4. So7 Tidak Hanya “Menjual” Cinta. Mereka Jadi Tonggak Pencipta Lagu Tentang Sahabat dan Keluarga

Topik cinta memang jadi material dasar yang paling menjual bagi sebuah lagu. Tidak mengherankan jika hampir semua kelompok musik berbondong-bondong menciptakan lagu soal cinta dan perasaan. S07 tentu saja mengikuti pola ini. Lagu-lagu hits mereka sebagian besar juga dihasilkan dari mengeksplor tentang hati dan segala sisi di dalamnya.

Namun, Eros, Duta, dkk juga paham bahwa hidup bukan cuma soal cinta dan galau semata. Masih ada hal lain yang juga harus dirayakan di luar perasaan. Tengok saja bagaimana mereka menciptakan lagu soal keluarga di track “Just For My Mom” dan “Perhatikan Rani.”

Jangan lupa, mereka juga jadi pionir penggubah melodi tentang persahabatan dalam “Sahabat Sejati” dan “sebuah Kisah Klasik.” Dua lagu yang tetap akan jadi soundtrack kita setiap kumpul-kumpul bersama teman lama.
5. Duta dkk Adalah Anak Band yang Jauh Dari Hingar Bingar Jebakan Ketenaran yang Memabukkan

Sheila on 7 itu band yang minim gosip. Kehidupan pribadi personilnya pun tidak secara brutal dikupas oleh infotaiment. Entah karena mereka terlalu ndeso untuk dijadikan “bahan jualan” atau memang pada masa itu belum ada trend yang membuat acara pernikahan dan persalinan layak disiarkan secara langsung.

Tapi berbeda dari anak band lain yang dekat dengan kebiasaan hura-hura dan gonta-ganti pacar, Sheila on 7 nampaknya adem-ayem saja menghadapi ketenarannya. Duta menikah muda dengan Adelia Pontoh saat bendera So7 sedang tinggi berkibar. Adam, Sakti, dan Anton pun tidak pernah digosipkan punya affair macam-macam.

Hanya Eros yang mengambil peran sebagai “Don Juan” dari So7. Sempat dikabarkan pacaran dengan beberapa artis ibukota, Eros juga akhirnya menyerahkan hati pada seorang gadis asal Jogja. Kisah cinta mereka pun lagi-lagi tidak diliput media. Mereka memang tenar dan jaya pada masanya, tapi ketenaran tidak membuat mereka jadi kacang yang lupa pada kulitnya.

6. Lagu-Lagu Mereka Jujur. Bertutur Tentang Apa yang Benar-Benar Dihadapi Sebagai Manusia Biasa


Jauh sebelum Serieus terkenal dengan lengkingan, “Rocker juga manusia“-nya sesungguhnya So7 sudah menunjukkan bagaimana mereka berproses sebagai musisi yang juga manusia biasa. Setelah sempat sangat booming dengan penjualan CD jutaan kopi di era 90-an, Sheila on 7 juga pernah kalah saing dari band-band pendatang baru yang lebih muda.

Album-album di pertengahan tahun 2000-an jadi penanda babak perjuangan baru mereka. Eros dan rekan-rekan band-nya harus memutar otak dan kembali bereksperimen demi kembali mendapatkan tempat di hati penggemar. Mau tahu bagaimana perjuangan mereka? Lihat saja di lirik lagu “Jalan Terus” ini:

“Hidup memang tak semudah waktu kita muda dulu. Umur terindah pasti kan berlalu. Strategi hidup bertahan dari seleksi sang alam.
…Tapi apapun yang terjadi, akan kujalani, akan kuhadapi dengan segenap hati. Walau ku terluka, memang ku terluka. Tak pernah ku lari dari semua ini.”


Pendengar setia So7 yang juga sedang berjuang untuk belajar hidup di atas kaki sendiri tentu merasa sangat terhubung dengan lagu ini. Setiap hidup terasa terlalu sulit dijalani dan tak ada kawan yang bisa diajak berbagi, lagu Sheila on 7 bisa menjadi penyemangat yang selalu bisa diandalkan keberadaannya.

7. Sheila On 7 Dengan Cerdas Menjadikan Lagu Mereka Jadi Soundtrack Bagi Setiap Momen Kehidupan Penggemarnya

Seperti monumen yang lengkap dengan segala kenangan dan diorama, Sheila on 7 menawarkan beragam lagu yang bisa menggambarkan kehidupan kita. Saat jatuh cinta dan ingin hidup bersama, Sheila punya lagu “Berlayar Denganku.” Patah hati sampai tidak bisa lagi merasakan cinta, Sheila membungkusnya dengan manis dan elegan dalam “Hujan Turun.”

Pengen move-on? Dengarkan saja “Pasti Bisa.” Raungan jomblo yang sudah rindu punya pacar pun dimuseumkan Sheila dalam lagu “JAP” dan “Generasi Patah Hati.”

8. Bagimu yang Tumbuh Besar Dengan Lagu-Lagu Mereka, Sheila on 7 Itu Ibarat Sahabat Lama

Lagi-lagu Sheila on 7 seakan bisa jadi mesin waktu bagi penggemar setianya. Seperti yang sudah dipaparkan di atas, Sheila memang ciamik karena bisa membuat pendengarnya merasa terhubung pada mereka dalam tiap kesempatan.

Mendengarkan lagu-lagu mereka itu seperti mendengarkan masukan dari sahabat lama. Menenangkan, nyaman didengar, tapi selalu tepat sasaran. Walau sekian lama tak bertemu, seorang sahabat terus saja tahu apa yang paling kamu butuhkan. Begitulah ikatan Sheila on 7 dengan para penggemar yang selama ini sudah tumbuh besar bersama mereka.

9. Sheila on 7 Adalah Pejuang. Selepas Dipuja, Ditinggalkan Personil, Sempat Meredup — Mereka Tak Pernah Menyerah dan Tetap Bertahan

Tidak banyak kelompok musik yang mampu bertahan puluhan tahun di industri musik tanah air. Masalahnya beragam. Mulai dari ditinggalkan penggemar, mandeg berkarya, sampai perpecahan di dalam band yang tidak lagi bisa diatasi. Sheila on 7 adalah satu dari sedikit band yang mampu mematahkan mitos ini.

Mereka sudah melewati semuanya.

10. Kenapa Mereka Layak Jadi Band Terbaik Sepanjang Masa? Sederhana Saja: Apapun yang Mereka Buat, S07 Terus Punya Cara Untuk Membuat Kita Kembali Jatuh Cinta…

Sheila on 7 memberikan kita kesempatan untuk mencintai mereka dengan cara kita masing-masing. Beberapa dari kita mencintai musikalitas mereka, mengagumi lirik yang simple tapi mengena, sampai ada juga yang jatuh hati karena kesederhanaan sikap para personilnya. Selama 18 tahun berkarir, rasanya tidak ada image yang dengan sengaja ingin ditanamkan di benak para penggemar. Mereka selalu terlihat apa adanya.

Tak pernahkah kita kecewa pada mereka? Tentu pernah. Beberapa dari kita sempat mengernyit heran waktu mendengar lagu So7 yang tidak mudah diterima telinga. Beberapa dari kita juga mungkin patah hati melihat Anton dan Sakti tidak lagi ada dalam band ini. Tapi anehnya, mereka selalu punya kekuatan untuk menarik kita kembali.

Tentang "CAPTAIN JACK"


Captain Jack adalah sebuah band yang berasal dari Kota Gudek, Jogjaka
rta. walaupun berasal dari Jogjakarta tetapi para personilnya ternyata berasal dari Pontianak Kalimantan.

"Mereka cuma anak-anak biasa yang hidup di kehidupan biasa dengan masalah-masalah yang dihadapi orang-orang biasa dan kami marah dengan semua kebiasaan yang ada"

Mungkin banyak dari kalian yang berdomisili di Jogja udah tau band yang satu ini. Sebuah group band yang terbentuk di Yogyakarta 4 desember 1999 ini beranggotakan 5 orang yaitu Momo (6 strings and vox), Zuhdil (6 strings), Novan (4 strings abuser and scream), Surya Ismeth (keys, synth, and back vocals), dan Andi Babon (the beat) dengan latar belakang karakter masin-masing yang berbeda. Namun dilain sisi, yang paling menonjol dari kelima orang itu, yaitu sang vokalis.

Wahhh. .begitulah deskripsi dirinya yang dipaparkan di blog resmi milik manajemen Captain Jack, tapi justru itulah, karakter yang kuat yang ditampilkan menjadi kelebihan tersendiri di band satu ini, lewat lirik-lirik keras, idealis, bermakna, dan penuh semangat itulah ia dapat memukau penggemarnya yang menamakan dirinya "Monster Jackers". Pendirian yang kuat, dan mengkarakter itulah yang menjadi ciri sang vokalis satu ini, terbukti lewat beberapa status dari facebook resminya Mo Monstrologist yang banyak mendapat perhatian dari para fansnya, salah satunya yang paling saya ingat yaitu :



"THEY THINK THEY KNOW ME??...WELL...THEY DON'T!!!...THEY THINK THEY CAN CHANGE ME??...DREAM ON!!!!...."


Dan satu lagi yang membuatku terkesan, dan yang sekarang lagi digadang-gadangan para "Monster Jackers" yaitu "SADAR LEBIH BAIK" dimana sang vokalis juga menjelaskan dalam status facebooknya :


TIDAK ADA ALKOHOL DALAM DARAHKU, TIDAK ADA DRUGS YG PENGARUHI OTAKKU, CMA ADA PEMBANGKANG YG BERDIAM DALAM SEGUMPAL DAGING YG TIAP HARI KU SIKSA AGAR LEBIH KUAT!!!!


Wowww, amazing !! itulah kesan pertama saya membaca status facebook sang vokalis. Terkadang menjadi idealis sangat memuakkan bagi sebagian dari kebanyakan orang, namun idealis sangatlah penting, dimana disitu kita bisa menemukan siapa diri kita, dan yang jelas bukan asal meniru dari orang lain alias ikut-ikutan. :) 


Para Personilnya Yaitu :

MOMO [voc & gitar]
ZUHDIL [gitar]
NOVAN [bass & scream]
SURYA ISMETH [synth, keys,  & back Voc]
ANDIBABON [drum & percussion]


Lewat lagu “Sempurna”, band yang digawangi anak-anak Kota Pontianak ini sempat merajai track tangga lagu radio-radio di Kota Yogyakarta, Pontianak dan beberapa kota lainnya. Lagu tersebut diambil dari album kedua Captain Jack “Somethink About” yang dirilis dibawah bendera Universal Music Indonesia.

Nuansa lagu yang segar, dengan beat-beat yang catchy dalam baluran nuansa ROCK yang kental  ala Captain Jack membuat musik Captain Jack lebih berwarna dan pantas untuk disimak. Mengenai tema-tema yang diangkat Captain Jack berada pada jalur “perlawanan” yang menjadi ciri khas Captain Jack. Dengan lirik-lirik pedas seputar pergolakan batin yang marah pada keadaan yang ada.

Di tahun 2012 Captain Jack kembali merelease album terbaru mereka dan dipilihlah single



Captain Jack "Sekarang???"


Congratulations to Captain Jack !! :D
Band yang pertama kali ku gandrungi sejak kelas 1 SMA berkat virus dari teman-teman yang kala itu diracunin dengan lagu yang berjudul "Munafik" dan langsung membuat aku tertarik. Band yang mungkin tidak menguasai layar TV, billboard iklan dan halaman media massa Indonesia, tapi kini memiliki sesuatu yang murni tak terkalahkan, dan sesuatu itu adalah kami (,') "MONSTER JACKERS!!" (,') yang dulu masih terkesan bergerilya, kini sudah berani muncul dengan sebuah nama besar dan telah tersebar di berbagai daerah bukan hanya di Jogja saja. Dan sekarang pun sudah teorganisasi menjadi beberapa komunitas-komnunitas yang secara garis besar mempunyai visi yang sama yaitu sebagai pendukung, dan tentunya membantu dalam artian meneruskan teriakan-teriakan pemberontakan terhadap hal-hal yang kurang pas. .
Captain Jack mengusung aliran NU-Rock. Menurut Road Manager Captain Jack, Alfi Sahri Jamil Munthe (Mukri), album pertama mereka bertitel Unmindless (EP) berjumlah 6 lagu dengan hits Pahlawan, album kedua berjudul Some Think About berisi 11 lagu dengan hits Munafik. Sedangkan album ketiga yang merupakan album baru berisi 6 lagu bertitel Fall of Concept (EP) dengan hits Hati Hitam. Band Captain Jack di awaki Momo (Vocal , Gitar), Zuhdil (Gitar), Novan (Bass), Andi (Drum), danIsmeth (Keyboard). Band ini terbentuk tahun 1999 dalam suatu komunitas saat mereka masih SMA di Pontianak (Kalimantan Barat). Ternyata eksistensi band ini masih berlanjut di Yogya, saat personel mereka kuliah d UGM, UII, dan UMY.

Captain Jack Memiliki 4 Album Diantaranya :

1. UNMINDLESS (EP) 2004
"Hell Angel Records"
"Album pertama, semangat pertama, pemikiran awal dari sebuah perubahan, seolah menjadi awal dimana karakter band ini terbentuk, dengan label indie yang semakin membuat jelas sebagai awal kerja keras"



Track List:
01. Berubah
02. Sempurna
03. Siapa Aku
04. Munafik
05. Pahlawan
06. Unknow
Sebuah awal, setetes keringat pertama, seonggok ide pertama berbaur dengan emosi bersama.Sebuah hasil yang belum lengkap tapi cukup membanggakan karena Unmindless adalah hasil kerja keras kami sendiri . Jangan pernah mencari kata ini di kamus manapun karena ini cuma kata yang kami karang-karang sendiri dan punya sedikit arti coba berpikir apa yang jarang dipikirkankan orang lain.
Berisikan 6 track, 6 pemikiran, dan satu harapan akan perubahan.

2. SOMETHINK ABOUT (L.P) 2005
"Off The Records/Universal Music Indonesia"
"Nah, disinilah Captain jack memulai untuk mencoba meluaskan pemikiran, dengan label major, band ini mencoba untuk lebih sedikit melebarkan volume distorsi mereka, dan disinilah harapan dan perubahan diharapkan dengan memproyeksikan kemarahan terhadap keterpurukan seperti yang dianggap banyak orang, Some think about something, some think about nothing, which one are you?"



SOME THINK ABOUT
Off The Records/Universal Music Indonesia/2005
Track List:
01. Buat Yang Percaya
02. Hanya Karena
03. Sempurna
04. Sebagian kami
05. Mereka Atau Kita
06. Siapa Aku
07. Berubah
08. Entah Sampai Kapan
09. Munafik
10. Dari Anakmu
11. Pahlawan


Some think about something, some think about nothing, wich one are you? Album ini bukan berisikan keterpurukan seperti yang dianggap banyak orang kami cuma ingin memproyeksikan kemarahan kami pada banyak hal, lagipula agak aneh menurut kami jika kita tidak merasa marah pada kondisi hidup di tempat sampah kita tercinta bernama Bumi saat ini.
Sebuah versi lengkap dari Unmindless, 11 track, lebih banyak pemikiran, dan lebih banyak harapan akan perubahan.

3. THE FALL OF CONCEPT (E.P) 2008
"Hell Angel Records"
"Setelah tidur cukup panjang selama 3 tahun, Captain Jack kembali dengan wajah baru, kembali dengan kerja keras, tetesan keringat, dan pengharapan, ya. .band ini kembali ke label Indie, dengan berbagai perubahan pada warna musik mereka yang lebih bereksplorasi dengan musik, semakin menambah jelas kematangan mereka dalam bermusik"



4.CAPTAIN JACK (LP/2012)

TRACKLIST:
  1. TIDAK ADA KLAIM ATAS AKU
  2. BERBEDA ADALAH PILIHAN
  3. TAK ADA YANG DATANG
  4. MEMBATU
  5. MONSTER PART II
  6. BUKAN URUSANMU
  7. ATAS NAMA TRAUMA
  8. SEKARAT MENUNGGU PAGI
  9. FOTO KUSAM
  10. KUPU – KUPU BAJA
  11. SADAR LEBIH BAIK
  12. GALAU
  13. MONOTON
Tahun 2012 menjadi tahun yang dipilih Captain Jack untuk kembali merelease album terbaru mereka
dan dipilihlah lagu “Kupu Kupu Baja”, sebagai hits single di album ke 4 ini.
Di album ke 4 kali ini Captain Jack lebih banyak menyuarakan beberapa kampanye kecil sebagai salah
satu langkah sederhana untuk berubah atau mengubah sesuatu menjadi lebih baik.
Captain Jack selalu punya banyak kampanye ditiap album, salah satunya adalah kampanye tentang
perempuan indonesia yang susah untuk menjadi sesuatu yang lebih karena adanya budaya “patriaki”
di masyarakat sekarang ini dan kampanye ini diwakilkan melalui lagu “Kupu Kupu Baja”. Selain itu
juga mengenai kampanye menolak minuman beralkohol yang disuarakan melalui lagu “Sadar Lebih
Baik

Perkembangan Musik "KERONCONG"

Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16,di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa) serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik dawai.Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya
.Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.
Sejarah Keroncong dapat dibagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu KERONCONG TEMPO DOELOE; KERONCONG ABADI; dan KERONCONG MODERN.
KERONCONG TEMPO DOELOE (1880-1920) berlangsung sejak kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia sekitar tahun 1600-an tetapi baru berkembang sebagai Musik Keroncong pada akhir Abad XIX (ditemukan Ukulele di Hawai pada tahun 1879[1] hingga sekitar setelah Perang Dunia I (sekitar 1920). Pada waktu itu disebut dengan lagu-lagu STAMBOEL: Stamboel I, Stamboel II, dan Stamboel III dengan standar lagu panjang 16 birama. Contoh lagu Stb I POTONG PADI, Stb I NINA BOBO, Stb I SOLERAM, dsb.; contoh lagu Stb II JALI-JALI, Stb II SI JAMPANG, dlsb.; dan contoh lagu Stb III KEMAYORAN (hanya ini yang ada). Masa ini Keroncong berkembang sejak dari desa Toegoe (Cilincing Jakarta sekarang), kemudian hijrah ke Kemayoran dan Gambir, sehingga tidak heran kalau cengkok dan irama menjadi cepat dan lincah. Banyak kelompok musik pada masa ini (seperti Lief Indie) yang memainkan lagu stamboel selain komedi stamboel itu sendiri.
KERONCONG ABADI (1920 – 1959) berlangsung sejak setelah Perang Dunia I (1920) hingga setelah Kemerdekaan (1959). Pada waktu hotel-hotel di Indonesia dibangun seperti Hotel Savoy Homan dan Hotel Preanger di Bandung, jaringan Grand Hotel di Cirebon, Yogyakarta, Sala, Madiun, Malang, dsb., di mana pada hotel-hotel tersebut diadakan musik dansa, maka lagu Keroncong mengikuti musik dansa asal Amerika, terutama dengan panjang 32 birama (Chorus: Verse-Verse-Bridge-Verse atau A-A-B-A). Pada masa ini dikenal dengan 3 jenis KERONCONG, yaitu: Langgam Keroncong, Stambul keroncong, dan Keroncong Asli. Contoh lagu Lg BANGAWAN SALA, Lg TIRTONADI, Lg DI BAWAH SINAR BULAN PURNAMA, Lg SALA DI WAKTU MALAM; Stb RINDU MALAM, Stb JAUH DI MATA, Stb DEWA-DEWI; Kr PURBAKALA, Kr SAPULIDI, Kr MORESKO. Pada waktu itu juga lahir Langgam Jawa: YEN ING TAWANG (1935). Pada perjalanan juga menjadi terkenal oleh penyanyi WALJINAH (1963). Pada masa ini Keroncong berpindah ke SALA, sehingga dengan irama yang lebih lambat dan lemah gemulai. Pada Pekan Raya (Yaar Beurs) di Sala penyanyi legendaris adalah Miss Any Landauw dan Abdullah, sedangkan pemain biola legendaris asal Betawi adalah M. Sagi.
KERONCONG MODERN (1959-sekarang). Pada tahun 1959 Yayasan Tetap Segar Jakarta pimpinan Brijen Sofyar memperkenalkan KERONCONG POP atau KERONCONG BEAT, yaitu sejalan dengan perkembangan musik pop pada waktu itu dengan pengaruh ROCK ‘n ROLL dan BEATLES. Lagu-lagu Indonesia, Daerah maupun Barat diiringi dengan Keroncong Beat. Misalnya NA SO NANG DA HITO (Batak), AYAM DEN LAPEH (Padang), PILEULEUYAN (Sunda), dsb, Pada tahun sekitar 1968 di daerah Gunung Kidul Yogyakarta musisi Manthous memperkenalkan apa yang disebut CAMPURSARI, yaitu keroncong dengan gamelan dan kendang. Selain itu juga dipakai instrumen elektronik seperti bass guitar, electric bass, organ, sampai juga dengan saxophon dan trompet. Musisi yang gencar memainkan Campursari adalah Didi Kempot: Stasiun Balapan, Tanjung Emas, Terminal Tirtonadi, dsb.
Dalam bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulelel, serta selo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Pem-“pribumi”-an keroncong menjadikannya seni campuran, dengan alat-alat musik seperti
sitar India
rebab
suling bambu
gendang, kenong, dan saron sebagai satu set gamelan
gong.
Saat ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup
ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E;
ukulele cak, berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan in F);
gitar akustik (Ukulele dan Gitar menggatikan Sitar);
biola (menggantikan Rebab);
flut (mengantikan Suling Bambu);
selo;
kontrabas (menggantikan Gong)[2]
Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar dan selo mengatur peralihan akord. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen. Flut mengisi hiasan, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong.
Bentuk keroncong yang dicampur dengan musik populer sekarang menggunakan organ serta synthesizer untuk mengiringi lagu keroncong.
Musik keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut. Selain itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi.
Dahulu sebelum Perang Dunia I (1910), musik keroncong dikenal dengan nama STAMBUL, diambil dari KOMEDI STAMBUL KELILING yang menyuguhkan lagu2 keroncong.
Ciri dari Lagu Stambul adalah panjang 16 birama. Catatan: banyak orang menyebut Keroncong Kemayoran, yang sebenarnya Stambul III Kemayoran
Setelah Perang Dunia I (1910) dengan adanya inflitrasi lagu pop (akibat adanya pembangunan hotel-hotel di Indonesia tahun 1920-an seperti Hotel Savoy di Bandung, di mana hotel tersebut sering mengadakan musik dansa, sehingga musik keroncong saat itu juga dipengaruhi oleh lagu2 pop barat dg struktur panjang 32-birama: A-A-B-A), maka dikenal:
– LANGGAM KERONCONG (32 birama), misalnya: Lg Bengawan Sala, Lg Di Bawah Sinar Bulan Purnama, dlsb. – STAMBUL KERONCONG (16 birama x 2 = 32 birama), misalnya St Jauh Di Mata, St Dewa Dewi . dlsb. – KERONCONG ASLI (32 birama dg PRELUDE sebanyak 4 birama dan INTERLUDE sebanyak 4 birama), misalnya Kr Sapu Lidi, Kr Purbakala, dlsb.
Ciri dari Lagu Keroncong ini adalah panjang 32 birama.
Ada perbedaan Lagu STAMBUL dengan Lagu KERONCONG; yang pertama dengan PANTUN, sedangkan yang kedua dengan SYAIR.
Keroncong asli memiliki bentuk lagu A – B – C. Lagu terdiri atas 8 baris, 8 baris x 4 birama = 32 birama, di mana dibuka dengan PRELUDE 4 birama yang dimainkan secara instrumental, kemudian disisipi INTERLUDE standar sebanyak 4 birama yang dimainkan secara instrumental juga.
Keroncong asli terkadang juga diawali oleh prospel terlebih dahulu. Prospel adalah seperti intro yang mengarah ke nada/akord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flut, biola, atau gitar.
Langgam Keroncong
Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A – A – B – A dengan pengulangan dari bagian A kedua seperti lagu standar pop: Verse A – Verse A – Bridge B – Verse A, panjang 32 birama. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam.
Bentuk adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini. Langgam Jawa yang pertama adalah Yen Ing Tawang (Tawang suatu desa di Magetan) ciptaan Anjar Any (1935). Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter, kendang (bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang), saron, dan adanya bawa atau suluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka sebelum irama dimulai secara utuh. Tahun 1980 Langgam Jawa berkembang menjadi Campursari.
Stambul Keroncong
Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama “stambul” diambil dari Istambul di Turki.
Stambul memiliki tiga tipe progresi akord yang masing-masing disebut sebagai Stambul I, Stambul II dan Stambul III.
Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak Gesang. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki “Buaya Keroncong” oleh insan keroncong Indonesia,sebutan untuk pakar musik keroncong.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management