Senin, 27 April 2015

10 Alasan Sheila on 7 Tetap Jadi Band Terbaik Sepanjang Masa di Indonesia



Sheila on 7 adalah band yang bisa dibilang sebagai “band kita” bagi generasi yang lahir di tahun ’90-an. Bagaimana tidak, berdiri pada Mei 1996 sudah 18 tahun grup ini menemani naik-turunnya perjalanan kita-kita ini sebagai anak muda. Lagu mereka lah yang jadi lagu andalan setiap ada pensi di sekolah, lagu mereka pula yang kita senandungkan di momen jatuh cinta, patah hati, sampai susah move-on.

Industri musik boleh kedatangan banyak pemusik baru yang lebih segar pun tampan. Tapi bagi beberapa orang, posisi Sheila on 7 tetap tak tergantikan. Kamu belum percaya bahwa Sheila on 7 adalah band terbaik sepanjang masa yang pernah muncul di Indonesia? Check this out! 


1. Sheila on 7 Adalah Bukti Hidup Bahwa Wong Ndeso yang Tidak Ganteng dan Tidak Keren Juga Bisa Sukses

Di album pertama yang keluar tahun 1999, Sheila on 7 seakan jadi antitesis definisi keren pada masanya. Mereka tidak rock and roll seperti Slank. Tidak pula “lakik” dan “macho” seperti Dewa dan Padi. Bukannya tampil seperti anak band kebanyakan dengan sapaan “lu-gue” — Eros, Duta, Sakti, Adam, dan Anton malah muncul ke hadapan publik dengan muka ndeso dan logat medhok khas Jawa.

Sheila on 7 memang tidak pernah mengkhianati jati diri mereka. Dari awal kemunculan hingga 18 tahun berkarir di industri musik, mereka tetaplah anak muda Jogja yang lugu dan tidak neko-neko. Rambut tetap hitam, pakaian manggung juga tetap santai dengan kaus dan jeans. Sesekali Eros menggunakan blazer, atau Duta menambahkan aksesori topi sebagai pemanis penampilan di atas panggung. Tapi tak pernah lebih.

Kenapa Sheila on 7 keren? Karena mereka menunjukkan bahwa pada akhirnya, karya-lah yang berbicara. Selama kamu bisa menghasilkan karya berkualitas, pasar akan memperhitungkan keberadaanmu. Duta dkk adalah simbol perjuangan anak-anak muda dengan penampilan sekedarnya yang berkeinginan mendobrak dunia dengan karya mereka.

2. Lewat Tangan Dingin Mereka, Kata Sesederhana “Dan” dan “Kita” Bisa Berubah Jadi Kaya Makna

Album pertama Sheila on 7 memang segahar preman. Di album yang bertajuk Sheila on 7 itu setidaknya ada 2 hits yang dicetak oleh band yang jadi tonggak kebangkitan penjualan album fisik di tanah air. Dua hits tersebut uniknya, hanya mengandung satu kata dalam judulnya: “Dan” dan “Kita.”

Ketika band-band sejawat lain sibuk menciptakan lagu dengan judul puitis nan mendayu, Sheila on 7 datang dengan gagah berani menawarkan kesederhanaan yang tetap berkualitas. Tengok saja bagaimana lagu “Dan” sebenarnya memiliki makna yang dalam tentang kerelaan seorang kekasih melepas pujaan hati demi kebahagiaannya:

“….Dan bukan maksudku, bukan inginku, melukaimu sadarkah kau disini ku pun terluka? Melupakanmu, menafikanmu — maafkan aku.
Lupakanlah saja diriku. Bila itu bisa membuatmu. Kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala.
Caci maki saja diriku. Bila itu bisa membuatmu. Kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala.”


Dari kata penghubung yang sederhana, Sheila on 7 bisa menyulapnya jadi kaya makna! Bandingkan dengan band zaman sekarang yang perlu menyisipkan berbagai kata kekinian agar lagu mereka laku di pasaran.

3. Dari Lirik Sederhana yang Mereka Gubah, Kita-Kita yang Dulu Masih Ingusan Bisa Membayangkan Bagaimana Rasanya Jatuh Cinta

Kamu yang sekarang berumur 20-an berarti mendengarkan Sheila on 7 pertama kali saat berumur 7 atau 8 tahun. Umur yang masih sangat muda untuk mengenal cinta. Tapi lewat lagu-lagu Sheila on 7 lah kita pertama kali dikenalkan pada urusan tetek bengek perasaan. Dan anehnya, walau belum pernah merasakan secara langsung bagaimana jungkir-baliknya dunia karena cinta, Sheila on 7 mampu membuat kita turut merasakan gereget perasaan serupa.

Sheila on 7 memang sebuah grup band dengan kemampuan bertutur yang sangat baik. Lirik mereka selalu kuat dan magis. Saya masih ingat bagaimana saya yang masih berumur 12 tahun dan bahkan belum merasakan pengalaman cinta pertama bisa terharu mendengarkan lagu “Hingga Ujung Waktu.” Atau ikut tertawa-tawa bahagia saat mendengar lagu “Saat Aku Lanjut Usia.”

Tidak semua grup musik masa kini punya kemampuan bertutur sebaik So7. Bahkan, bisa dibilang sudah tidak ada pencipta lirik yang menghanyutkan macam mereka.
4. So7 Tidak Hanya “Menjual” Cinta. Mereka Jadi Tonggak Pencipta Lagu Tentang Sahabat dan Keluarga

Topik cinta memang jadi material dasar yang paling menjual bagi sebuah lagu. Tidak mengherankan jika hampir semua kelompok musik berbondong-bondong menciptakan lagu soal cinta dan perasaan. S07 tentu saja mengikuti pola ini. Lagu-lagu hits mereka sebagian besar juga dihasilkan dari mengeksplor tentang hati dan segala sisi di dalamnya.

Namun, Eros, Duta, dkk juga paham bahwa hidup bukan cuma soal cinta dan galau semata. Masih ada hal lain yang juga harus dirayakan di luar perasaan. Tengok saja bagaimana mereka menciptakan lagu soal keluarga di track “Just For My Mom” dan “Perhatikan Rani.”

Jangan lupa, mereka juga jadi pionir penggubah melodi tentang persahabatan dalam “Sahabat Sejati” dan “sebuah Kisah Klasik.” Dua lagu yang tetap akan jadi soundtrack kita setiap kumpul-kumpul bersama teman lama.
5. Duta dkk Adalah Anak Band yang Jauh Dari Hingar Bingar Jebakan Ketenaran yang Memabukkan

Sheila on 7 itu band yang minim gosip. Kehidupan pribadi personilnya pun tidak secara brutal dikupas oleh infotaiment. Entah karena mereka terlalu ndeso untuk dijadikan “bahan jualan” atau memang pada masa itu belum ada trend yang membuat acara pernikahan dan persalinan layak disiarkan secara langsung.

Tapi berbeda dari anak band lain yang dekat dengan kebiasaan hura-hura dan gonta-ganti pacar, Sheila on 7 nampaknya adem-ayem saja menghadapi ketenarannya. Duta menikah muda dengan Adelia Pontoh saat bendera So7 sedang tinggi berkibar. Adam, Sakti, dan Anton pun tidak pernah digosipkan punya affair macam-macam.

Hanya Eros yang mengambil peran sebagai “Don Juan” dari So7. Sempat dikabarkan pacaran dengan beberapa artis ibukota, Eros juga akhirnya menyerahkan hati pada seorang gadis asal Jogja. Kisah cinta mereka pun lagi-lagi tidak diliput media. Mereka memang tenar dan jaya pada masanya, tapi ketenaran tidak membuat mereka jadi kacang yang lupa pada kulitnya.

6. Lagu-Lagu Mereka Jujur. Bertutur Tentang Apa yang Benar-Benar Dihadapi Sebagai Manusia Biasa


Jauh sebelum Serieus terkenal dengan lengkingan, “Rocker juga manusia“-nya sesungguhnya So7 sudah menunjukkan bagaimana mereka berproses sebagai musisi yang juga manusia biasa. Setelah sempat sangat booming dengan penjualan CD jutaan kopi di era 90-an, Sheila on 7 juga pernah kalah saing dari band-band pendatang baru yang lebih muda.

Album-album di pertengahan tahun 2000-an jadi penanda babak perjuangan baru mereka. Eros dan rekan-rekan band-nya harus memutar otak dan kembali bereksperimen demi kembali mendapatkan tempat di hati penggemar. Mau tahu bagaimana perjuangan mereka? Lihat saja di lirik lagu “Jalan Terus” ini:

“Hidup memang tak semudah waktu kita muda dulu. Umur terindah pasti kan berlalu. Strategi hidup bertahan dari seleksi sang alam.
…Tapi apapun yang terjadi, akan kujalani, akan kuhadapi dengan segenap hati. Walau ku terluka, memang ku terluka. Tak pernah ku lari dari semua ini.”


Pendengar setia So7 yang juga sedang berjuang untuk belajar hidup di atas kaki sendiri tentu merasa sangat terhubung dengan lagu ini. Setiap hidup terasa terlalu sulit dijalani dan tak ada kawan yang bisa diajak berbagi, lagu Sheila on 7 bisa menjadi penyemangat yang selalu bisa diandalkan keberadaannya.

7. Sheila On 7 Dengan Cerdas Menjadikan Lagu Mereka Jadi Soundtrack Bagi Setiap Momen Kehidupan Penggemarnya

Seperti monumen yang lengkap dengan segala kenangan dan diorama, Sheila on 7 menawarkan beragam lagu yang bisa menggambarkan kehidupan kita. Saat jatuh cinta dan ingin hidup bersama, Sheila punya lagu “Berlayar Denganku.” Patah hati sampai tidak bisa lagi merasakan cinta, Sheila membungkusnya dengan manis dan elegan dalam “Hujan Turun.”

Pengen move-on? Dengarkan saja “Pasti Bisa.” Raungan jomblo yang sudah rindu punya pacar pun dimuseumkan Sheila dalam lagu “JAP” dan “Generasi Patah Hati.”

8. Bagimu yang Tumbuh Besar Dengan Lagu-Lagu Mereka, Sheila on 7 Itu Ibarat Sahabat Lama

Lagi-lagu Sheila on 7 seakan bisa jadi mesin waktu bagi penggemar setianya. Seperti yang sudah dipaparkan di atas, Sheila memang ciamik karena bisa membuat pendengarnya merasa terhubung pada mereka dalam tiap kesempatan.

Mendengarkan lagu-lagu mereka itu seperti mendengarkan masukan dari sahabat lama. Menenangkan, nyaman didengar, tapi selalu tepat sasaran. Walau sekian lama tak bertemu, seorang sahabat terus saja tahu apa yang paling kamu butuhkan. Begitulah ikatan Sheila on 7 dengan para penggemar yang selama ini sudah tumbuh besar bersama mereka.

9. Sheila on 7 Adalah Pejuang. Selepas Dipuja, Ditinggalkan Personil, Sempat Meredup — Mereka Tak Pernah Menyerah dan Tetap Bertahan

Tidak banyak kelompok musik yang mampu bertahan puluhan tahun di industri musik tanah air. Masalahnya beragam. Mulai dari ditinggalkan penggemar, mandeg berkarya, sampai perpecahan di dalam band yang tidak lagi bisa diatasi. Sheila on 7 adalah satu dari sedikit band yang mampu mematahkan mitos ini.

Mereka sudah melewati semuanya.

10. Kenapa Mereka Layak Jadi Band Terbaik Sepanjang Masa? Sederhana Saja: Apapun yang Mereka Buat, S07 Terus Punya Cara Untuk Membuat Kita Kembali Jatuh Cinta…

Sheila on 7 memberikan kita kesempatan untuk mencintai mereka dengan cara kita masing-masing. Beberapa dari kita mencintai musikalitas mereka, mengagumi lirik yang simple tapi mengena, sampai ada juga yang jatuh hati karena kesederhanaan sikap para personilnya. Selama 18 tahun berkarir, rasanya tidak ada image yang dengan sengaja ingin ditanamkan di benak para penggemar. Mereka selalu terlihat apa adanya.

Tak pernahkah kita kecewa pada mereka? Tentu pernah. Beberapa dari kita sempat mengernyit heran waktu mendengar lagu So7 yang tidak mudah diterima telinga. Beberapa dari kita juga mungkin patah hati melihat Anton dan Sakti tidak lagi ada dalam band ini. Tapi anehnya, mereka selalu punya kekuatan untuk menarik kita kembali.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management